JOMBANG, KOMPAS.com — Belum jelas apakah ada korelasi positif antara
tingginya penggunaan alat kontrasepsi dan malam pergantian tahun. Yang
jelas, penjualan kondom di Jombang, Jawa Timur, meningkat drastis pada
malam pergantian tahun 2010-2011.
Yang agak menggelitik, sebagian besar pembeli berkategori remaja, yang diduga masih lajang. Karena banyaknya pembeli, ada apotek yang kehabisan stok, di antaranya Apotek Pelengkap di Jalan Juanda. Nanik (25), karyawan Apotek Pelengkap, mengatakan, sekitar dua hari, mulai Kamis (30/12/2010), penjualan kondom meningkat.
”Penjualan kondom sejak dua hari (menjelang malam Tahun Baru) memang naik,” kata Nanik. Padahal, pada hari-hari biasa, penjualan kondom di apotek tempatnya bekerja tidak sampai menghabiskan satu boks. Jumat pagi, telah terjual tiga boks kondom. Satu boks berisi 25 sachet yang masing-masing berisi tiga kondom. Jadi, tiga boks berarti 225 kondom.
Sebagian besar pembeli masih remaja kendati ada pula orang dewasa. Nanik menuturkan, ada modus yang digunakan pembeli kondom yang diduga berstatus pelajar.
Mereka berpura-pura menerima SMS. Setelah membaca SMS itu, pelajar tersebut meminta kondom. ”Mereka mengaku dititipi seseorang yang sudah beristri, misalnya, pamannya. Mungkin masih ada rasa malu kalau itu digunakan sendiri,” ia menjelaskan.
Keadaan lebih kurang sama terjadi di Apotek Surya Medika, Jalan Wahid Hasyim. Nanang, pengelola apotek, mengutarakan, stok kondom di apoteknya sedang menipis. Meski demikian, dia beralasan, menipisnya stok kondom di apoteknya tidak saja karena laris di malam pergantian tahun, tetapi juga disebabkan tidak lancarnya distribusi. ”Ini sebenarnya hampir selalu terjadi di akhir tahun,” kata Nanang. (Sutono)
Yang agak menggelitik, sebagian besar pembeli berkategori remaja, yang diduga masih lajang. Karena banyaknya pembeli, ada apotek yang kehabisan stok, di antaranya Apotek Pelengkap di Jalan Juanda. Nanik (25), karyawan Apotek Pelengkap, mengatakan, sekitar dua hari, mulai Kamis (30/12/2010), penjualan kondom meningkat.
”Penjualan kondom sejak dua hari (menjelang malam Tahun Baru) memang naik,” kata Nanik. Padahal, pada hari-hari biasa, penjualan kondom di apotek tempatnya bekerja tidak sampai menghabiskan satu boks. Jumat pagi, telah terjual tiga boks kondom. Satu boks berisi 25 sachet yang masing-masing berisi tiga kondom. Jadi, tiga boks berarti 225 kondom.
Sebagian besar pembeli masih remaja kendati ada pula orang dewasa. Nanik menuturkan, ada modus yang digunakan pembeli kondom yang diduga berstatus pelajar.
Mereka berpura-pura menerima SMS. Setelah membaca SMS itu, pelajar tersebut meminta kondom. ”Mereka mengaku dititipi seseorang yang sudah beristri, misalnya, pamannya. Mungkin masih ada rasa malu kalau itu digunakan sendiri,” ia menjelaskan.
Keadaan lebih kurang sama terjadi di Apotek Surya Medika, Jalan Wahid Hasyim. Nanang, pengelola apotek, mengutarakan, stok kondom di apoteknya sedang menipis. Meski demikian, dia beralasan, menipisnya stok kondom di apoteknya tidak saja karena laris di malam pergantian tahun, tetapi juga disebabkan tidak lancarnya distribusi. ”Ini sebenarnya hampir selalu terjadi di akhir tahun,” kata Nanang. (Sutono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar