Perkembangan Bentuk Bangunan
perkembangan gaya bangunan, belakangan ini banyak di pengaruhi oleh gaya minimalis yang mengedepankan konsep sederhana tapi tetap elegan, karena mengurangi banyak ornamen-ornamen yang berlebihan pada rumah dengan mengedepankan bentuk asli rumah tapi tetap terlihat indah.
Gaya minimalis memang berasal dari kata minimal. Gaya ini lahir sebagai hasil pemikiran dalam dunia seni yang mulai disebut-sebut sekitar tahun 1950-an. Pada prinsipnya minimalist art adalah sebuah usaha menghadirkan esensi dari sebuah keindahan dengan mengurangi sebanyak mungkin komponen-komponen penghias dari seni yang dimaksud. Bagi penganut seni minimalis, hiasan-hiasan justru akan menyembunyikan keindahan sesungguhnya dari sebuah karya seni.
Perkembangan pemikiran dunia seni selalu mendahului dan mengilhami aliran gaya dalam dunia arsitektur. Ini dapat dimaklumi karena mengadopsi sebuah pemikiran seni dalam arsitektur membutuhkan waktu dan melibatkan banyak sekali pihak. Dunia arsitektur membutuhkan porsi obyektifitas lebih besar dibanding subyektifitas seniman dalam dunia seni.
Selain perkembangan gaya dalam seni, maka gaya dalam arsitektur juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti teknologi baik bahan atau material maupun metoda kerja atau konstruksi.
Bentuk dan Ruang
Dalam menilai kualitas sebuah rumah, mungkin banyak orang yang terjebak dalam penilaian terhadap apa yang tampak oleh mata, yaitu Bentuk dan Rupa. Padahal aspek lain yang tak kalah pentingnya adalah Ruang. Bentuk dan Ruang dalam teori-teori arsitektur memang sudah banyak dibahas, namun belum menjadi wacana umum karena sifatnya yang ‘intangible’.
Dalam menilai kualitas sebuah rumah, mungkin banyak orang yang terjebak dalam penilaian terhadap apa yang tampak oleh mata, yaitu Bentuk dan Rupa. Padahal aspek lain yang tak kalah pentingnya adalah Ruang. Bentuk dan Ruang dalam teori-teori arsitektur memang sudah banyak dibahas, namun belum menjadi wacana umum karena sifatnya yang ‘intangible’.
Pengertian bentuk dan ruang telah lama diperkenalkan oleh pemikir-pemikir, salah satunya adalah Lao Tzu(550 SM). Salah satunya diungkapkan dalam terjemahan sebagai berikut:
” . kita membuat vas dari segumpalan tanah liat. Adalah ruang kosong dalam
vas tersebut yang membuatnya berguna .”
vas tersebut yang membuatnya berguna .”
Penilaian terhadap kualitas ruang dalam karya arsitektur bergaya minimalis juga perlu dipahami. Secara sederhana, ruang terbentuk dari adanya batas-batas fisik yang lebih tegas seperti adanya dinding dan sekat ruang lainnya. Namun sesungguhnya batas ruang tidaklah melulu terbuat dari dinding masif. Batas-batas dapat diungkapkan dengan warna, terang-gelap, batas-batas sirkulasi, kaca transparan dan kegiatan.
Ruang-ruang minimalis biasanya dirancang dengan multi pemaknaan sehingga ruang tersebut dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang lebih luas. Ruang tamu dapat menyatu dengan ruang keluarga dan dapur. Secara temporal ruang-ruang tersebut dimaknai dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Batas-batas tidak masif digunakan untuk membagi ruangan tersebut, misalkan dengan menggunakan furniture. Sehingga dengan perubahan layout furniture akan mengubah fungsi, makna dan kualitas ruang minimalis tersebut.
Solusi ini banyak berguna agar rumah dapat berfungsi lebih optimal. Pada saat normal, ruang-ruang tersebut digunakan oleh penghuni dengan batas-batas yang kecil sesuai kegiatan. Dan ketika berlangsung acara keluarga, maka ruang tersebut dapat disatukan dengan menghilangkan batas-batas non masif tersebut.
Demikian pula dengan ruang luar yang terbentuk dalam wilayah kavling rumah. Ruang ini dapat terbentuk dengan adanya bentuk masif bangunan sehingga tercipta ruang halaman depan, halaman samping dan halaman belakang atau bahkan inner-court.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar