Search

Rabu, 07 September 2011

Kenali Kekerasan dalam Pacaran secara Dini




Membina hubungan pacaran yang sehat memang menyenangkan, tetapi menjadi suatu ancaman apabila kekasih yang kamu cintai mulai melakukan kekerasan.
Rasanya tak percaya dia yang selama ini selalu penuh perhatian dan kasih sayang dalam sekejap berubah menjadi ganas dan tidak punya tata krama. Berkali-kali dia menyakiti hati dan fisik Anda, berkali-kali pula dia meminta maaf.
Tetapi, sampai kapankah hal ini akan terus berlanjut? Akankah kekerasan akan selamanya terjadi, hingga kalian menikah?
Hal penting seperti inilah yang perlu Anda pikirkan sebelum menuju langkah yang lebih serius lagi.
Seperti dilansir Askmen, kekerasan zaman sekarang ini tidak hanya terjadi dalam rumah tangga saja, tetapi sudah sampai pada tahap pacaran. Hal ini disebabkan rasa posesif yang terlalu berlebihan.
Oleh karena itu kita perlu mengenali kekerasan secara lebih dalam lagi, seperti:

Kekerasa fisik
Kekerasan secara fisik kerap dialami kaum hawa. Kekerasan ini berupa tindakan menyakiti fisik pasangannya, seperti menampar, mencekik, memukul, menendang, menjambak rambut, mendorong, menonjok, menganiaya bagian tubuh, atau menyundut dengan rokok. Bila hal ini terjadi pada diri Anda, jangan biarkan ini berlanjut lebih lama. Sebab, hal ini akan membahayakan Anda dan berakibat buruk terhadap fisik Anda sendiri.
Kekerasan emosional
Berbeda dengan kekerasan fisik, kekerasan emosional sering kali tidak terlihat dengan jelas dan tidak disadari oleh korban, tetapi cukup memiliki dampak yang tidak baik pada psikologis korbannya. Beberapa bentuk kekerasan ini seperti melarang dan membatasi aktivitas atau rasa cemburu yang berlebihan. Mereka yang kerap merasakan kekerasan secara emosional ini kerap merasa tertekan, tidak bebas, dan tidak nyaman dalam membina hubungan.
Kekerasan seksual
Kekerasan seksual bisa berupa sikap yang kurang sopan seperti rabaan pada tubuh wanita, sentuhan yang tidak kita kehendaki, pelecehan seksual, bahkan paksaan untuk melakukan hubungan seksual dengan beribu satu alasan tanpa persetujuan kita. Hal ini juga kerap diakui pasangan bukan sebagai salah satu tindak kekerasan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terima kasih atas informasi menarik