BAGI penggemar film-film aksi Hollywood, nama Navy
SEALs (singkatan dari sea, air, and land/laut, udara, darat) sudah tak
asing lagi. Ketangguhan dan kehebatan pasukan khusus Angkatan Laut AS
ini sudah beberapa kali ditampilkan dalam film, misalnya Navy SEALs
(1990) yang dibintangi Charlie Sheen, The RockG.I. Jane (1997) dengan bintang
Demi Moore. (1996) yang menampilkan Sean
Connery dan Nicolas Cage, serta
Pasukan khusus ini mulai dikenal luas sejak
keterlibatan mereka dalam Perang Vietnam, perang besar pertama yang mendapat
liputan masif televisi. Dalam perang itu, prajurit-prajurit SEALs
dikabarkan mampu bertarung satu lawan satu dengan tentara Vietcong dan
terlibat dalam operasi-operasi rahasia bersama CIA.
Namun, bagi
para mantan anggota Navy SEALs, citra yang ditampilkan Hollywood dan
dunia budaya pop itu jauh dari kenyataan. ”Orang-orang yang ingin jadi
Rambo biasanya justru tidak lulus pelatihan SEALs. Jika Anda tidak bisa
menjadi anggota tim yang baik, sekaligus bisa berfungsi secara mandiri,
biasanya tak akan tahan lama dalam latihan SEALs,” tutur Brandon Tyler
Webb, mantan penembak jitu SEALs.
Di dalam Navy SEALs, terdapat
kesatuan yang lebih elite bernama Naval Special Warfare Development
Group (sering disingkat DevGru) atau lebih populer dengan sebutan SEALs
Team Six (ST6).
Kesatuan elite
DevGru
atau ST6 merupakan satu dari dua pasukan elite AS yang berisi
prajurit-prajurit pilihan dan berkemampuan khusus untuk menjalankan
operasi-operasi militer rahasia. Tandingan DevGru adalah pasukan elite
1st Special Forces Operational Detachment-Delta atau disingkat Delta
Force dari Angkatan Darat AS.
Media-media utama di AS menyebut
penyerbuan rumah Osama bin Laden yang menewaskan pemimpin Al Qaeda itu
di Abbottabad, Pakistan,
Senin lalu, dilaksanakan oleh tim ST6 ini.
Meski demikian,
konfirmasi langsung dari para prajurit yang terlibat dalam operasi
tersebut mungkin tak akan pernah terjadi karena kerahasiaan menjadi hal
yang paling dijunjung tinggi dalam kesatuan elite itu. ”Menjadi
profesional yang diam. Tak ada tempat buat para pembual dan orang banyak
omong di SEALs,” tutur Chris Heben, mantan anggota SEALs selama 10
tahun.
Bahkan, para mantan anggota SEALs yang diwawancara CNN
menjadi sangat berhati-hati saat membicarakan DevGru atau ST6.
Mereka hanya mengatakan, seorang prajurit dipilih oleh atasannya untuk
masuk ke dalam unit khusus karena memiliki spesialisasi kemampuan
tertentu.
Akan tetapi, mereka juga harus mampu mengerjakan tugas
anggota tim yang lain apabila anggota tim yang bersangkutan terluka atau
tewas dalam pertempuran. ”Mereka harus menjadi lebih dari sekadar
prajurit terampil,” kata Webb.
Mantan anggota SEALs lainnya, Don
Shipley dari Virginia, menambahkan, seluruh kualitas terbaik harus
dimiliki anggota ST6. ”Mereka orang-orang terbaik yang dimiliki Amerika.
Mereka memiliki penglihatan yang berbeda dengan orang biasa,
inteligensi di atas rata-rata, serta secara genetis memiliki kualitas
untuk menahan berbagai macam cobaan dan hukuman. Mereka ditempa dengan
sangat keras,” tutur Shipley.
Seperti namanya, mereka harus mampu
menjalankan segala jenis misi di laut, darat, dan udara, mulai dari
misi tempur, antiteror, dan pembebasan sandera. Meski demikian, sesuai
latar belakang mereka sebagai bagian dari Angkatan Laut, spesialisasi
mereka adalah misi-misi di wilayah perairan.
Latihan
berat
Sebelum diterima menjadi anggota SEALs, seorang
calon prajurit harus menjalani latihan yang sangat berat. Gambaran
beratnya latihan ini bisa ditonton dalam film G.I. Jane meski
sekali lagi, pasti masih jauh dari kenyataan sesungguhnya.
Menurut Stew Smith, mantan anggota SEALs dari Maryland, latihan dasar
dan paling berat adalah latihan basic underwater demolition
(Buds), yang dilakukan pada masa enam bulan pertama latihan. Salah satu
bagian dari latihan ini menuntut aktivitas seorang calon prajurit selama
120 jam nonstop tanpa tidur, yang meliputi berenang, lari maraton,
latihan halang rintang, menyelam, hingga melakukan navigasi.
Selama lima hari, yang dijuluki Minggu Neraka, setiap peserta dibiarkan
selalu dalam keadaan dingin, basah, lapar, dan tidak tidur.
Begitu beratnya latihan ini, hanya segelintir peserta yang bisa lulus.
Rata-rata 85-90 persen peserta latihan tidak akan lulus.
Menurut
Smith, latihan Buds yang sedang berlangsung saat ini tinggal diikuti 190
orang dari 245 peserta awal. Padahal, latihan baru berjalan tiga
minggu.
Setelah lulus Buds, seseorang resmi diterima sebagai
anggota Navy SEALs dan ditugaskan dalam satu tim. Namun, masih butuh
latihan lain selama 12 bulan dengan anggota tim tersebut sebelum
mendapat penugasan.
Sejarah SEALs berawal dari beberapa kesatuan
khusus dalam Perang Dunia II, seperti Naval Combat Demolition Unit, yang
terlibat dalam invasi menyerang pasukan Nazi di Afrika Utara pada 1942.
Saat merencanakan invasi terhadap Jepang, militer AS juga menyadari perlunya
satuan khusus beranggotakan prajurit istimewa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar