TRIBUNNEWS.COM - Memberi pujian kepada anak, bagi sebagian orangtua, menjadi alat yang digunakan untuk mendorong anak melakukan sesuatu.
Dengan memuji, orang tua ingin memberitahukan kepada anak bahwa mereka senang dengan kemampuan anak. Namun demikian, perlu diperhatikan caranya agar hasilnya efektif.
Menurut Robin Goldstein, ahli pengembangan anak dari Universitas Jon Hopkins, pujian bisa berdampak negatif apabila dilakukan terlalu sering dan tidak pada kondisi yang wajar.
Seorang anak memiliki dorongan yang kuat untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan caranya sendiri dan berhasil melakukannya.
Dia menjadi gembira untuk belajar, termotivasi untuk mencoba hal-hal baru, dan berminat meniru orang dewasa.
Menyadari kemampuan tersebut, orangtua perlu berhati-hati untuk memuji anak. Perlu menentukan kegiatan apa yang perlu pujian.
Ketika orang tua memberikan pujian terhadap keberhasilan anak, perlu dipertimbangkan apakah pujian itu berdampak positif.
Misalnya, apakah untuk melakukan tugas sederhana seperti mampu menggunakan kamar kecil atau makan sendiri memerlukan pujian.
Dikuatirkan apabila berlebihan, anak berpikir bahwa dia melaksanakan itu demi orang tua, bukan kepuasan sendiri. Seorang anak yang dipuji atas keberhasilannya akan mulai curiga dan kurang percaya akan kemampuannya.
Anak akan tergantung pada pujian sehingga dia tidak yakin akan keberhasilan tindakannya sebelum dia mendengar pujian yang diberikan.
Dengan demikian, berilah pujian secara efektif. Tentukan tindakan mana yang memerlukan pujian. Caranya bisa dengan kata-kata, pelukan, senyuman, dan anggukan kepala tanda persetujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar