Search

Jumat, 05 Agustus 2011

Nikmatnya Tomat Rasa Kurma



Dok. Thinkstock
Sumber: Tribun News
Tomat rasa kurma atau biasa dikenal dengan nama Torakor menjadi camilan favorit warga Brebes, Jawa Tengah, saat bulan Ramadan. Rasanya yang manis dan legit cocok sebagai makanan berbuka.
.
Menurut perajin torakor, Asep Sopari (50), warga Dukuh Wringin, Wanasari, Brebes, penjualan panganan berbahan dasar buah tomat tersebut semakin meningkat saat Ramadan, bahkan hingga usai Lebaran, Torakor semakin laris diburu pembeli.
"Jika hari biasa kami memproduksi Torakor antara 20-30 kilogram tomat, sementara pada bulan Ramadan kami mengolah sekitar satu kuintal tomat menjadi torakor," jelasnya.
Ia mengatakan ide pembuatan Torakor muncul akibat melimpahnya buah tomat di wilayah tersebut. Jika sedang panen raya harganya hanya Rp 500 per kilogram, sehingga muncul ide untuk mengolah buah kaya vitamin tersebut menjadi panganan yang mempunyai nilai jual tinggi.
Selain bahan bakunya mudah didapat, proses pembuatan Torakor juga tidak sulit. Buah tomat segar yang telah dicuci bersih lalu ditusuk-tusuk menggunakan garpu, setelah tusukan merata,  buah tomat selanjutnya direndam dengan air kapur sirih selama dua jam.
"Buah tomat tersebut selanjutnya dibuang bijinya, kemudian rebus selama dua jam bersama gula pasir dengan perbandingan lima kilogram tomat campur dengan satu kilogram gula pasir. Setelah matang angkat lalu tiriskan selama satu malam. Kemudian paginya dijemur di bawah sinar matahari selama dua sampai tiga hari hingga kadar air berkurang, " urai Asep.
Setelah proses penjemuran, Torakor dapat langsung dibentuk seperti buah kurma kemudian dikemas dalam plastik. Selain rasanya seperti kurma tanpa biji, bentuknya juga menyerupai buah kurma sehingga tidak sedikit pembeli yang mengira Torakor adalah buah kurma.
"Jika harga tomat sedang anjlok, satu kilogram Torakor dijual Rp 10 ribu. Sedangkan bila harga tomat naik seperti saat ini yang mencapai Rp 4 ribu per kilogram, maka harga Torakor juga ikut naik menjadi Rp15 ribu per kilogram," imbuhnya.
Menurut perajin yang menggeluti usaha pembuatan Torakor sejak 2006 tersebut, hingga kini pemasaran Torakor masih di wilayah Brebes dan sekitarnya, seperti di swalayan dan toko-toko pusat jajanan di sepanjang jalur Pantura Brebes.

Tidak ada komentar: