Search

Sabtu, 27 Agustus 2011

Menyimpan ASI



Tanya:
Yth Tim Konselor Laktasi Kemang Medical Care dan Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) cabang DKI Jakarta.
Teman saya Oktober mendatang akan mulai masuk kantor setelah cuti melahirkan. Dia bingung haruskah membeli kulkas khusus untuk menyimpan ASI perah? Lebih baik mana, kulkas ataukah freezer? Lantas, sebanyak apa minimum persediaan ASI yang harus disiapkan sebelum masuk kantor? Bagaimana dengan wadah kemasannya, sebaiknya pilih yang berbahan apa? Teman saya memerah dengan tangan, apakah sebaiknya hasil perahnya langsung dimasukkan ke dalam botol atau seperti apa baiknya? Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Salam,

Mommy Rio

Jawab:

Mommy Rio yang baik,
Kembali masuk bekerja setelah cuti bagi ibu yang sedang menyusui bayinya memang seringkali menimbulkan kebingungan dan pertanyaan. Untuk teman Mommy Rio, mungkin informasi berikut ini bisa berguna:
1. Beli kulkas baru?
Seberapa sering kulkas dibuka, jika memang dalam sehari kulkas sering dibuka sehingga bisa menjadikan suhu di dalam kulkas tidak terlalu dingin, mungkin perlu dipertimbangkan untuk membeli kulkas khusus guna menyimpan ASI. Namun jika kulkas jarang dibuka dan tidak banyak benda-benda yang berada di dalamnya, maka bisa mempergunakan kulkas lama. Yang perlu diperhatikan adalah kadar kedinginan suhunya, yang ideal adalah 0°- 4° celcius untuk bagian yang di luar freezer, dan sekitar -15° celcius untuk bagian freezer kulkas satu pintu
2. Freezer atau kulkas?
Yang perlu dipertimbangkan adalah berapa lama kebutuhan penyimpanan ASI perah tersebut. Bagian freezer kulkas satu pintu (suhu -15° celcius) dapat tahan menyimpah ASI perah selama dua minggu. Sedangkan untuk kulkas dua pintu, bagian freezer-nya (suhu -18° celcius) dapat menyimpan ASI perah sampai dengan jangka waktu tiga bulan. Jika membutuhkan jangka waktu lebih lama lagi untuk menyimpan ASI perah, maka penggunaan freezer tunggal dapat dipertimbangkan.
3. Jumlah minimum persediaan ASI perah.
Sebenarnya tidak ada jumlah minimum yang harus bisa dicapai ibu untuk bisa menyiapkan cadangan ASI perah. Yang disarankan, ibu memerah dan menyimpan stok sebanyak-banyaknya, jika mungkin proses ini dimulai sekitar satu bulan sebelum mulai masuk kerja kembali. Tujuannya agar ibu semakin terbiasa memerah ketika masuk kerja nanti dan untuk menyiapkan cadangan ASIP.
4. Wadah ASI perah.
Untuk penyimpanan, dapat menggunakan botol kaca, botol plastik PP, atau plastik untuk ASI
5. Memerah langsung ke dalam botol?
Yang disarankan untuk penampung ASI ketika memerah adalah wadah yang bermulut lebar (misalnya mangkuk kecil), karena jika memerah dengan tangan, dan teknik memerahnya baik, biasanya ASI akan memancur keluar dari payudara dengan deras. Jadi cukup menyulitkan jika langsung ditampung dengan botol. Selain itu pembersihan wadah dengan mulut lebar juga akan lebih mudah. Jadi sebaiknya untuk penampungan awal hasil pemerahan menggunakan wadah bermulut lebar, kemudian baru dipindahkan ke wadah yang akan dipakai sebagai tempat penyimpanan ASI perah tersebut di kulkas atau freezer.
Semoga bermanfaat.


Dedi Setiawan, IBCLC.
Tim Konselor Laktasi Kemang Medical Care




Konsultasi Laktasi diasuh oleh Tim Konselor Laktasi Kemang Medical Care danPerkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) cabang DKI Jakarta. Kirimkan pertanyaan Anda kelaktasi@rol.republika.co.id

Tidak ada komentar: